Quantcast
Channel: PONDOK PESANTREN SUMATERA THAWALIB PARABEK BUKITTINGGI AGAM
Viewing all 512 articles
Browse latest View live

PONDOK PESANTREN SUMATERA THAWALIB PARABEK BUKITTINGGI MENJADI TUAN RUMAH HARI SANTRI NASIONAL KE-3 TAHUN 2017

$
0
0

Tanggal 22-10-2017 merupakan hari spesial bagi seluruh Pondok Pesantren yang berada di Indonesia. Hari Santri Nasional ini ditetapkan oleh Bapak Joko Widodo selaku Presiden Republik Indonesia yang tertulis dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 pada tanggal 15/10/2015 yang lalu.

Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi yang merupakan Pondok Pesantren tertua di Pulau Sumatera dengan akreditasi A ini menjadi tuan rumah diselenggarakannya Hari Santri Nasional ke-3 tahun 2017 se-kabupaten Agam, tentu ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi.

Kegiatan ini dimulai dengan aganda Upacara Bendara di lapangan Parkir Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi pada pukul -+ 09:00 WIB yang dihadiri oleh Bupati Agam yang diwakili oleh Sekda Drs. H. Martias Wanto, MM, Ka. Kankemenag Agam H. Hendri, S. Ag., M.Pd, Staf ahli Bupati, Drs. H. Yunilson, MM, Ketua MKPP H. Ilham, Lc., MA, Kasi PD. Pondok Pesantren H. Mursal Asmir, S.Ag., SH., MA, Kasi Penmad Drs. H. Tamrin, M.Ag, Camat Bamuhampu, Ka. KUA/Ka. madrasah/Pengawas se-Agam, Pimpinan Pondok Pesantren, serta 2000 Santri yang mewakili 33 Pondok Pesantren Kab. Agam.

Bapak Drs. H. Martias Wanto, MM selaku Sekda yang mewakili Bupati Kabupaten Agam sebagai pembina upacara menyampaikan text pidato yang ditulis oleh Bapak Indra Catri (Bupati Kabupaten Agam) yang berhalangan untuk bisa hadir, disebabkan karna ada kegiatan dinas diluar daerah. Diawal isi pidato Bapak Indra Catri, beliau menjabarkan tentang sejarah pergerakan-pergerakan santri yang berada di Indonesia.

Bapak Indra Catri juga menyampaikan nasehat kepada para santri dan semua da’i, beliau menuliskan dalam pidatonya : “Santri harus bisa mengemban amanah, yaitu amanah kalimatul haq Berani mengatakan Ia terhadap kebenaran walaupun seluruh orang mengatakan tidak, dan berani mengatakan tidak pada kebathilan walaupun semua orang mengatakan ia. Itulah karakter dasar santri yang harus dimiliki, sebagaimana Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam Surat Al-Ahzab Ayat 72

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,”

Dalam tulisan pidatonya, Bapak Indra Catri mengingatkan kepada para santri untuk berhati-hati terhadap perkembangan dunia digital saat ini, beliau mengatkan : “Hari ini santri hidup didunia media digital yang tidak bisa dihindari, gunakan media tersebut untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan dan da’wah Islam”.

Pada kegiatan upacara ini, Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi menyiapkan Tim UKS yang terdiri dari -+30 orang santri bekerjasama dengan Puskespas Padang Luar siap untuk menangani peserta upacara yang mengalami sakit pada kegiatan tersebut.

Ustad Taufiq Hidayat, S.Th.I selaku Ketua panitia Hari Santri Nasional yang merupakan Kepala Sekretariat, Humas & Keuangan Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi mengarahkan seluruh santri yang berjumlah 2000 orang ke dalam gedung Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi untuk mengikuti agenda bazar dg jumlah 32 stand bazar dan penampilan pentas seni oleh setiap perwakilan dari Pondok Pesantren yang menghadiri kegiatan tersebut.

Ustad H. Ilham, Lc.,MA selaku Pimpinan Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi mengatakan dalam kata sambutannya : “kegiatan ini dilaksanakan oleh santri yang dikawal oleh Forum Kerjasama Pondok Pesantren se-Kab. Agam. Mudah-mudahan Allah ‘Azza wa Jalla memberkahi pertemuan kita hari ini. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.”, tuturnya.

Bapak H. Hendri, S. Ag., M.Pd selaku Kankemenag Kabupaten Agam menyampaikan dalam kata sambutannya : “Kami mengusulkan, agar kegiatan Hari Santri Nasional ke-4 dilaksanakan di halaman Kantor Bupati Kabupaten Agam.”, tuturnya. Beliau juga menyampaikan ucapan selamat atas suksesnya Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi dalam mengadakan kegiatan Hari Santri Nasional ini.

Semoga dengan diselengarakannya Hari Santri Nasional ini akan menumbuhkan semangat baru kepada setiap santri maupun Civitas Akademik Pondok Pesantren untuk terus semangat belajar dan mengajarkan ‘ilmu-‘ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan didunia dan akhirat. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.

FOTO DOKUMENTASI


PENGAJIAN ALBAYAN 23-10-2017 : Buya H. Abdul Aziz

SANTRI PARABEK MENGUKIR PRESTASI DI SMA 3 BATUSANGKAR & SMA 1 SUMBAR

$
0
0

Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi merupakan lembaga pendidikan yang sangat mengutamakan kualitas pendidikan untuk para santrinya, baik pendidikan secara intelektual maupun secara akhlak dan spritual. Hal ini tentu sejalan dengan Visi Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi : “Pusat Pendidikan Islam Unggulan yang Membangun Generasi Khairu Ummah”. Metode Pendidikan seperti ini tidak akan dapat kita temukan pada sekolah-sekolah yang hanya berfokus kepada keilmuan duniawi peserta didiknya saja, dan mengabaikan poin terpenting dalam kehidupan mereka (Pendidikan Agama Islam). Maka tidak heran kita sering menjumpai anak-anak yang cerdas, namun buta dengan agamanya dan tidak memiliki akhlak yang baik, InsyaAllah Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi adalah pilihan yang tepat untuk masa depat anak-anak kita.

Pada tanggal 20-21 Oktober 2017 beberapa orang santri Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi yang didampingi oleh Ustadzah Liza Hasda, S.Pd.I, Ustadzah Kartika, S.Pd.I, Ustadzah Rahmawati, S.Pd dan Anggi Sepriyadi, S.HI mengikuti perlombaan tingkat SLTA se-Sumatera Barat yang dilaksanakan oleh SMAN 3 Batusangkar dan SMAN 1 Sumatera Barat.

Pada tanggal 20 Oktober 2017, santri Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi mengikuti perlombaan di SMAN 3 Batusangkar dengan 3 cabang perlombaan, diantaranya MSQ, Nasyid, MHQ 2 Juz (Tahfidz). Alhamdulillah dari 3 cabang perlombaan yang diikuti oleh santri Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi berhasil meraih Juara 3 pada cabang MHQ 2 Juz (tahfidz) se-Sumatera Barat atas nama Farhan Almahmudi Afsha kelas V Agama 1.

Pada tanggal 21 Oktober 2017, santri Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi kembali melanjutkan perjuangannya untuk mengikuti perlombaan di SMAN 1 Sumatera Barat dengan 8 cabang perlombaan. Alhamdulillah dari 8 cabang perlombaan yang diikuti oleh santri Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi berhasil meraih prestasi di 2 cabang perlombaan, diantaranya meraih Juara 3 pada cabang MFQ se-Sumatera Barat atas nama :
– M. Raihan kelas V Agama 1
– M. Arsyad kelas V Agama 1
– Marzuki Rahmat kelas V Agama 1
dan pada cabang MSQ meraih Juara 2 se-Sumatera Barat atas nama :
– Weli Dwita Putri Kelas V Agama 2
– Putri Hasanah Syakbani V IPA 1
– Rizka Aulia V Agama 1

Dalam wawancara bersama Ustad Anggi Sepriyadi, S.HI selaku Guru Tafsir dan pendamping dalam perlombaan tersebut beliau mengatakan : “Semoga dengan adanya kegiatan perlombaan yang diikuti oleh santri Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi bisa menjadi pemicu semangat belajar bagi para santri untuk dapat menjadi yang terbaik.”, tuturnya.

KUNJANGAN TIM PENILAI SEKOLAH SEHAT TINGKAT KABUPATEN AGAM

$
0
0

Pada tanggal 25-10-2017 pukul 10:25 WIB Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi mendapat kunjungan dari Tim Penilai Sekolah Sehat Tingkat Kabupaten Agam. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka melakukan penilaian terhadap Unit Kesehatan Sekolah Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi yang berpartisipasi dalam lomba Sekolah Sehat Tingkat Kabupaten Agam. Kegiatan ini dihadiri oleh Ustad H. Ilham, Lc.,MA selaku Pimpinan Pondok, Ustad Taufiq Hidayat, S.Th.I selaku Kepala Sekretariat, Humas & Keuangan, Tim Pembina UKS Kecamatan, Tim Penilai Tingkat Kabupaten, Bapak Camat Banuhampu/Mewakili dan Majlis Guru di ruang Aula Pondok Pesantern Sumatera Thawaib Parabek.

Dalam kata sambutannya, Ustadzah Nofitri, S.Ag.,M.Pd selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah dan penanggung jawab para kegiatan Lomba UKS tingkat Kabupaten Agam mengatakan  : “Santri kita ada yang berasal dari Nusa Tenggara Barat, Flores, bahkan ada yang berasal dari Malaysia. Disini para santri di format dan di bentuk untuk menjadi kader Ulama/Umara yang intelektual. Dalam rangka persiapan hari ini pada awalnya kita mendapatkan informasi bahwasanya penilaian akan dilakukan pada bulan November, namun mungkin ada sesuatu hal yang mengakibatkan pemerintah untuk segera melakukan penilaian pada bulan ini. Tapi kami tidak menjadikannya sebagai halangan, ini semua kami jadikan sebagai peluang untuk mempersiapkan ke tingkat berikutnya. Kami tidak hanya sebatas mempersiapkan untuk tingkat kabupaten saja bahkan kami mempunyai target untuk bisa sampai ketingkat provinsi bahkan nasional.”, ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut, semua yang hadir menyaksikan video singkat yang disajikan oleh Tim Persiapan Lomba UKS Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi, video yang berdurasi -+ 11 menit tersebut cukup menggugah Tim Penilai yang menyaksikannya. Kepala Bidang Paud dan Dikmas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam mengatakan  : “Setelah kami melihat tayangan video tadi, kami rasa semuanya sudah lengkap dari instrumen yang ada, namun setelah ini akan kami lakukan pemeriksaan ke lapangan.”, tuturnya.

Semua Tim penilai yang terdiri dari 3 tim tersebut berpencar untuk melihat secara langsung ke beberapa titik yang terkait dengan instrumen penilaian Lomba UKS. Beberapa titik yang di kunjungi oleh Tim penilai diantaranya Ruang UKS, Taman, Toilets santri, Depot Air Minum, Perpustakaan, Masjid, Asrama Santri, Ruang BK (Bimbingan Konseling) dan Kantin Sehat.

Semoga Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi tahun ini Allah ‘Azza wa Jalla berikan kesempatan untuk dapat bersaing di tingkat Nasional. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.

CORE VALUE SABTU 28 OKTOBER 2017 : USTADZAH EVA ZULPITA, S.Pd (‘ILMU DAN AMAL)

$
0
0

Sabtu, 28 Oktober 2017 pukul -+ 7:15 WIB – selesai Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi kembali mengadakan kegiatan rutin Core Value. Pada kegiatan Core Value hari ini yang menyampaikan Tausiyah adalah Ustadzah Eva Zulpita, S.Pd selaku Guru Matematika di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi. Ustadzah Eva Zulpita, S.Pd mengangkat sebuah tema tausiyah yang berkaitan dengan pentingnya seorang muslim menjadi pribadi yang ber’ilmu serta mengamalkan ‘ilmu yang ia miliki.

Ustadzah Eva Zulpita, S.Pd mengatkaan :” Ilmu dan Amal adalah suatu hal yang tidak akan pernah terpisahkan, manusia itu terbagi atas tiga golongan :
1. Golongan manusia yang mendapatkan Rahmat dan Allah Subhanahuwata’ala, yaitu Orang-orang yang beri’ilmu sekaligus mengamalkan ‘ilmunya itu.
2. Golongan manusia yang dimurkai Allah Subhanahuwata’ala, yaitu orang-orang yang ber’ilmu tapi orang tersebut tidak mau mengamalkan ‘ilmu yang dimilikinya.
3. Golongan manusia yang tersesat, yaitu orang-orang yang beramal tanpa ada landasan ‘ilmunya.”. tuturnya.

Semoga kita semua menjadi pribadi-pribadi muslim/muslimah yang terus mau belajar ‘ilmu agama dan mengamalkan ‘ilmu tersebut dalam kehidupan kita. Aamin ya Rabbal ‘Alamiin.

USTAD MUKLIS, S.Sos.I : JIWA SANG PEMIMPIN

$
0
0

Sang Pemimpin itu adalah Muhammad Salallahu’alaihi wa Sallam. Nabi agung yang diutus Allah ‘Azza wa Jalla ke muka bumi membawa risalah suci misi kenabian, menancapkan panji Islam, memberantas kemusyrikan, menebar spirit rahmatan lil alamin kepada semua umat. Mari kita belajar tentang kekuatan tekat kematangan jiwa dari Sang Pemimpin agar kita kelak menjadi pemimpin yang berjiwa baja. InsyaAllah! Kebesaran jiwa Sang Pemimpin dapat kita pelajari dari peristiwa bersejarah perang Uhud. Perang yang terjadi antara kaum muslimin dengan kafir Mekkah saat setelah kafir Quraiys mengalami kekalahan dalam perang badar. Tentu saja saya tidak menulis secara detail rentetan perang itu dalam tulisan singkat ini tapi berusaha menyemai nilai-nilai patriotisme yang ada dalam dada Sang Pemimpin Agung, yaitu Rasulullah Salallahu’alaihi wa Sallam.

Dalam kitab al-Rahiiqu al-Makhtuum. Bahtsun fi al-Sirah al-Nabawiyah ‘ala shaahibiha Afdhala al-Shalaatu wa al-Salaam, Syekh Shafiyurrahman al-Mubarakfury mengisahkan. Ketika Rasulullah Salallahu’alaihi wa Sallam laporan kabar dari Abbas bin Abdul Muthallib di Mekkah tentang akan datangnya ribuan pasukan musyrikin untuk menyerang kaum muslimin di Madinah menuntut balas atas kekalahan telak mereka pada perang Badar, beliau segera mengumpulkan para sahabat terkemuka dari kaum Muhajirin dan Anshar guna bermusyawarah untuk mengambil sikap dan menentukan langkah menghadapi situasi ini.

Dalam majelis itu, Rasulullah Salallahu’alaihi wa Sallam berkata, “Innii qad raaitu wallaahi khairan, raaitu baqaran yudzbahu, wa raaitu fi dzubaabi saifii tsulman, wa raaitu annii adkhaltu yadii fi dar’i hashiinatin”. Artinya, “Sesungguhnya demi Allah aku bermimpi melihat kebaikan, aku melihat seekor sapi yang disembelih, aku melihat sarung pedangku retak, dan aku memasukkan tanganku ke dalam baju besiku”.

Sebuah pesan kenabian yang pasti memiliki kebenaran diucapkan dengan lafadz-lafadz indah yang tidak semua orang dapat memahaminya. Yang dimaksud dengan “raaitu baqaran yudzbahu” adalah para sahabat yang akan shahid dalam perang itu, yang dimaksud dengan “dzubaabi saifii tsulman” ahli al-bait nabi yang akan mati, adapun yang dimaksud dengan “annii adkhaltu yadii fi dar’i hashiinatin”, adalah Madinah akan menjadi tempat aman buat berlindung. Lalu, dimana letak kebesaran jiwa Sang Pemimpin?. Rasulullah Salallahu’alaihi wa Sallam kabarkan mimpi itu kepada sahabat. Beliau berpendapat untuk tidak keluar dari Madinah dan tetap berada dalam kota menjaga dan melindungi diri anak dan istri dari serangan kafir Quraisy. Tapi ini adalah ide pikiran nabi untuk untuk dijadikan bahan diskusi. Sekali lagi ide untuk dirembukkan bersama. Walaupun sebagai nabi otoritas ada dalam genggaman Sang Pemimpin. Adapun dalam majelis musyawarah itu, ada yang sependapat dengan pendapat beliau ada pula yang punya pandangan yang lain.

Adalah Abdullah bin Ubay bin Salul, seorang tokoh sekaligus gembong kaum munafiq yang hadir dalam majelis itu sebagai wakil para pemuka suku Khazraj, sebuah puak dalam masyarakat Madinah sependapat dengan pandangan Rasululullah Salallahu’alaihi wa Sallam. Sepahamnya ‘musuh (islam) dalam selimut’ ini, bukan karena ia menganggap pendapat atau ide Rasulullah Salallahu’alaihi wa Sallam itu banar, melainkan karena ide itu menguntungkan buat orang-orang munafiq yang penakut agar terhindar dari perang dan tidak menjadi korban dan pada saat yang sama kemunafikan mereka tidak diketahui.

Adapun para shahabat yang setia justru punya pandangan yang berbeda. Mereka justru melihat bahwa keluar menghadapi pasukan kafir itu lebih baik guna menunjukkan kekuatan tekat dan keimanan kepada Allah ‘Azza wa Jalla sehingga kafir Quraisy bertambah gentar. Dialah Hamzah bin Abdul Muthallib paman Rasulullah Salallahu’alaihi wa Sallam yang mengusulkan ide berani dan mengobarkan semangat juang agar bersiap keluar dan melawan kaum musyrikin. Melihat api jihad yang membara dan kekuatan iman pada sahabat yang mantap, Rasulullah Salallahu’alaihi wa Sallam memilih pendapat para sahabat.

Kaum musliminpun bersiap menggalang kekuatan menghadapi kaum Quraisy di medan Uhud. Detik-detik menjelang ditabuhnya genderang perang, Rasulullah Salallahu’alaihi wa Sallam menunaikan shalat Jum’at bersama para sahabat. Saat itu beliau berkutbah menasehati mereka untuk senantiasa bersungguh-sungguh dan penuh semangat dalam berjihad. Memotivasi mereka dengan suntikan iman dan ma’unah Allah ‘Azza wa Jalla.

Spirit itu telah mengobarkan api jihad di dalam dada setiap pasukan Islam. Persis setelah Rasulullah Salallahu’alaihi wa Sallam menunaikan shalat Ashar berjama’ah, beliau masuk ke dalam rumahnya bersama dua orang sahabat utama yaitu Abu Bakar Shiddiq ra dan Umar bin Khatthab ra. Mereka berdua memakaikan imamah (sejenis serban) dan baju perang beliau. Beliau sendiri yang menyarungkan pedangnya lalu mengenakan baju besinya. Kemudian Rasulullah Salallahu’alaihi wa Sallam keluar rumah menemui kaum muslimin. Para sahabat menanti Rasulullah Salallahu’alaihi wa Sallam.

Suasana tegang dan penuh haru manakala mereka menyadari sebenarnya telah membuat Rasulullah Salallahu’alaihi wa Sallam sedih dengan keputusan ini. Sa’ad bin Mu’adz dan Asyad bin Hudhair, kedua sahabat Anshar ini mengingatkan kepada kaum musliminn agar menyerahkan urusan ini kepada Rasulullah Salallahu’alaihi wa Sallam. Mereka berkata, “Yaa Rasulullaah, Maa kaana lanaa an nukhaalifaka, fashna’ ma syi’ta, in ahbabta an tamkutsa bi al-Madinah faf’al”. Artinya, “Wahai Rasulullah, tidaklah kami sedikitpun mengingkari pendapatmu, maka lakukanlah sekehendakmu. Jika engkau memilih untuk tetap bertahan di Madinah, perintahkanlah wahai Rasulullah?”. Mendengar itu, Rasulullah Salallahu’alaihi wa Sallam berkata dengan tegar dan heroiknya, “Maa yanbaghi linabiyyin, idza labisa la’matahu, -wa hiya al-dar’u- an yadha’aha, hattaa yahkumallahu bainahu wa baina ‘aduwwihi.” Artinya, “Tak pantas bagi seorang nabi, jika telah mengenakan pakaian perang, -yaitu baju besi-, lalu melepaskannya kembali. Biar Allah yang menentukan keputusan untuknya (kaum muslimin) atau untuk musuhnya.”.

Dari peristiwa bersejarah ini, dapat kita memetik pelajaran berharga tentang jiwa kepahlawanan dan kepemimpinan yang dimiliki Rasulullah Salallahu’alaihi wa Sallam. Sebagai kepala negara beliau memiliki hubungan yang kuat dengan dunia luar dan akses informasi yang kuat pula mengenai berbagai hal terutama tentang politik. Pemimpin yang menjadikan musyawarah mufakat sebagai wadah melahirkan kebijakan untuk mencapai tujuan meskipun beliau adalah seorang nabi yang titah beliau notabene adalah wahyu yang memiliki otoritas kebenaran yang mesti diikuti. Jiwa tegar pantang menyerah, sekali maju pantang mundur walau selangkah adalah spirit yang patut kita jadikan uswah dari sosok beliau.

Kecerdasan membaca jalan pikiran dan kemampuan membakar semangat para sahabat adalah sisi lain yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Termasuk bagaimana beliau dengan tegas memutuskan sebuah perkara yang diperselisihkan dan konsisten dengan penuh tanggung jawab melaksanakan sesuatu yang telah diputuskan adalah contoh dari Sang Nabi. Tak lupa semangat berjama’ah adalah sebuah semangat yang menjadi kultur yang mendarah daging dalam diri umat Islam. Itu adalah kunci-kunci untuk mencapai sebuah kemenangan, kegemilangan dan kejayaan. Semuanya itu, telah ada ada pada diri Sang Pemimpin. Begitulah sekelumit kisah patriotisme Rasulullah Salallahu’alaihi wa Sallam dalam menghadapi situasi genting. Sikap yang menunjukkan kebesaran jiwa dan kekuatan mental.

Sikap yang mesti dimiliki oleh setiap pemimpin. Dialah Sang Pemimpin. Itulah jiwa Sang Nabi. Nabiyullah wa habibuHu ‘Alaihi al-Shalaatu wa al-Salam. Wallahu a’alam bi al-shawab. *) Penulis sadur dari buku bacaan dalam kitab al-Rahiqu al-Makhtum. Bahtsun fi al-Sirah al-Nabawiyah ‘ala shahibiha Afdhala al-Shalatu wa al-Salam, Karya Fadhiilati al-Syekh Shafiyurrahman al-Mubarakfury. Dar al-Wafaa’ Jumhuriyatu Mishr al-’Arabiyah. (Hal 225-228). Parabek, 27 Muharram 1439 / 17 Oktober 2017

Muklis Syamsuddin

CORE VALUE SENIN 30 OKTOBER 2017 : EVALUASI KINERJA

$
0
0
  • Hari ini tanggal 30-10-2017 pukul -+ 07:15 WIB, Civitas Akademik Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi kembali mengadakan kegiatan Core Value. Pembahasan pada kegiatan Core Value hari ini adalah tentang evaluasi kinerja Civitas Akademik Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi selama sepekan terakhir.

Pembahasan yang mendasar pada kegiatan Core Value hari ini adalah bagaimana untuk menjadikan kebersihan lingkungan Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi lebih baik lagi kedepannya dan menjadikan kebersihan lingkungan tersebut menjadi tanggung jawab bersama, artinya semua komponen Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi harus memiliki kesadaran dan wajib terlibat langsung dalam mewujutkan lingkungan pondok agar senantiasa indah dan bersih.

Alhamdulillah, Saat ini lingkungan Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi sudah dalam keadaan bersih, hal tersebut telah dibuktikan ketika Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi meraih juara 2 dalam lomba UKS se-Kab. Agam tahun lalu dan tahun ini dipercayai kembali untuk mengikuti lomba UKS se-Kab. Agam. Namun ini semua tidak menjadikan Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi berhenti untuk terus melakukan evaluasi. Ini semua dilakukan agar Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi selalu menjadi lembaga pendidikan yang berkualitas sehingga dapat memberikan pelayanan dan pendidikan yang terbaik kepada peserta didiknya.

Semoga dengan terus dilakukannya evaluasi pada kegiatan Core Value ini akan membuat Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi terus lebih baik lagi kedepannya. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.

HARI SANTRI NASIONAL : IPST ANGKATAN KE-50 MENYELENGGARAKAN PERLOMBAAN

$
0
0

Pada tanggal 28-30 Oktober 2017 IPST(Ikatan Pelajar Sumatera Thawalib) angkatan ke-3 Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi mengadakan beberapa rangkaian kegiatan perlomban untuk memeriahkan hari santri nasional tanggal 22 Oktober 2017 minggu lalu. Diantara perlombaan tersebut adalah :

1. Lomba Model Santri (Khusus Ikhwah)

2. Lomba Shalawat

3. Lomba Photografi

4. Lomba Puisi

5. Lomba Santri-santri

6. Lomba Mudhawarah (Khusus Akhwat Dilaksanakan di kelas

7. Lomba Angka Santri

Dalam wawancara bersama Ustad Anggi Sepriyadi, S.HI selaku Guru Tafsir dan Pembina IPST sekaligus penanggung jawab pada kegiatan ini, beliau mengatakan :”Kita semua berharap agar kegiatan ini dapat memotivasi kita semua untuk terus maju kedepannya dan membangkitkan semangat gairah keislaman para santri.”, tuturnya.

Kegiatan perlombaan yang diketuai oleh Muhammad Toriq Aziz selaku Ketua IPST yang ke-50 ini diselenggarakan di lapangan utama Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi. Perlombaan ini diikuti oleh seluruh santri Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi.

Semoga kegiatan yang diselenggarakan oleh IPST angkatan ke-50 ini dapat memberikan semangat baru kepada seluruh santri agar terus meningkatkan semangat untuk menuntut ‘ilmu di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.


PENGAJIAN ALBAYAN 30-10-2017 : Buya H. Abdul Aziz (Kembalilah Kepada-Nya)

USTAD IRWAN NEFRI, S.Pd.I : SURAU TINGGA (PENGANTAR)

$
0
0

Pengantar

Bukanlah suatu yang aneh ketika kita berjalan di beberapa daerah di Sumetara Barat dan menemukan pemandangan yang barangkali mengingatkan kita pada masa lalu yang penuh kenangan, pergi mengaji pakai obor, tidur di surau, belajar silat dan banyak lagi memori yang lainnya, pemandangan itu adalah surau. Tapi hari ini pemandangan tersebut juga membuat hati kita pilu karena surau dahulu tidak sama lagi dengan surau sekarang. Berdasarkan pengamatan penulis di beberapa daerah seperti di 50 kota, Tanah Datar, Agam dan Pariaman masih ada beberapa surau yang tidak aktif lagi, terutama di daerah perkampungan. Konidisi fisik surau tersebut juga memprihatinkan bahkan nyaris roboh, atap sudah bolong, tonggak dimakan rayap, lantai juga sudah lapuk. Apakah kondisi ini menggambarkan lapuknya syara’ dan adat di ranah minang? Tentu saja itu butuh kajian yang lebih mandalam dan data yang akurat.

Fenomena menarik dari kajian surau adalah banyaknya produk dan tokoh terkemuka yang mendapatkan pendidikan surau berhasil menjadi ‘orang’ di negeri ini. Sebut saja Bung Hatta atau lebih dikenal dengan Mohammad Hatta, tokoh proklamator kemerdekaan dan Wakil Presiden Republik Indonesia pertama. Hatta memperoleh pendidikan agama dari kakeknya Syekh Abdurrahman di Bahuhampu dan di Surau Inyiak Jambek di Bukittinggi (Hasril Chaniago 2010: 22). Nama Syekh Muhammad Djamil Djambek disebut Mohammad Hatta dalam buku Untuk Negeriku, Sebuah Otobiografi (Penerbit Buku Kompas). Hatta menyebut Syekh Muhammad Djamil Djambek seorang ulama besar yang terkenal sampai ke luar daerah. Beliaulah yang pertama kali membimbing langkah Hatta ke jalan pengetahuan Islam. Lulusan surau ini telah mendampingi Presiden Republik Indonesia pertama ketika memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia.

Begitu hebatnya pendidikan surau membentuk karakter seseorang, sehingga banyak pihak yang merasa cemas, takut, dan gamang, bagaimana jadinya generasi selajutnya jika surau sudah berkurang fungsinya di tengah-tengah masyarakat. Kecemasan, keraguan, dan bahkan ketakutan umumnya masyarakat terhadap anak kemenakannya dalam menghadapi budaya baru globalisasi  yang sangat tidak bisa dibendung, apalagi mereka sangat dangkal pemahaman agamanya menjadikan banyak masyarakat ingin menyuarakan program gerakan kembali ke surau. Kegamangan masyarakat akan pentingnya pendidikan surau inilah yang menyebabkan banyak pihak mempunyai keinginan untuk mengembalikan fungsi surau dengan wacana kembali ke surau. Akan tetapi surau telah banyak tidak difungsikan sejak digantikan fungsinya oleh mushala atau masjid.  Hanya beberapa surau saja yang berfungsi, itupun hanya sebagai tempat sholat berjamaah saja. Oleh karena itu, hal yang bisa dilakukan adalah mengembalikan fungsi surau dengan membudayakan tradisi surau di tengah masyarakat khusus keluarga di Minangkabau.

Fungsi surau di Minangkabau

Dalam khasanah filosofi kebudayaan Minangkabau, surau memiliki peran yang sangat penting dalam struktur sosial masyarakat. Surau tidak hanya dianggap sebagai sebuah lembaga keagamaan, tetapi memiliki fungsi sebagai tranformasi nilai-nilai budaya dan agama dalam masyarakat Minangkabau. Wujud fungsi surau tersebut terlihat dari kurikulum yang diajarkannya. Di Surau tidak hanya mengaji-mengaji saja, tetapi juga memiliki kurikulum bersilat, berpidato adat,  berceramah agama dan lainnya.

Konsep ini sangat relevan dan sejalan dengan visi dan misi Kemendikbud RI tentang pendidikan karakter yaitu untuk pembentukan karakter bangsa yang berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, dan pembentukan kepribadian dengan karakter unggul antara lain kejujuran, berakhlak mulia, mandiri serta cakap dalam menjalani hidup (dalam Permendikbud nomor 22 tahun 2015 tentang rencana strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015-2019). Sistim pendidikan surau ini mempunyai karakteristik, setidaknya dari rumusan isi terlihat mengajarkan tiga bidang keilmuan yakni (1) agama, (2) adat dan (3) silat. Setidaknya ada tiga hal yang bisa dikembangkan dari karakter surau ini.  Pertama, pendidikan ilmu agama. Pendidikan agama yang diajarkan di surau mulai pokok-pokok akidah (tauhid), akhlak mulia serta penerapannya dalam kehidupan diikuti dengan pengajaran agama Islam yang mudah dipahami dan diamalkan. Dimulai dengan pendidikan Alquran, yang terdiri dari pengenalan huruf hijaiyah, tajwid, tafsir alquran, seni membaca Alquran, bahkan di surau-surau tertentu menganjarkan tasauf, mantik, sharaf dan lainnya.

Kedua, pendidikan adat.( bersambung…)

 

CUPLIKAN PROFIL PENULIS
Nama : Irwan Nefri, S.Pd.I Lahir di Lubuk Bandaro, 09 September 1987
Akitifitas Rutin: Guru di Ponpes Sumatera Thawalib Parabek, Pelatih silat, Pembina remaja Mesjid dan Surau

 

CORE VALUE RABU 01 NOVEMBER 2017 : USTADZAH KHAIFA HUSNI, S.Pd (Sifat Lemah Lembut)

$
0
0

Rabu, 01 November 2017 pukul -+ 7:15 WIB – selesai Civitas Akademik Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi kembali mengadakan kegiatan rutin Core Value. Pada kegiatan Core Value hari ini yang menyampaikan Tausiyah adalah Ustadzah Khaifa Husni, S.Pd selaku Guru Matematika di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi. Ustadzah Khaifa Husni, S.Pd mengangkat tema tausiyah yang berkaitan dengan pentingnya seorang muslim memiliki sifat lemah lembut.

Dalam tausiyahnya, Ustadzah Khaifa Husni, S.Pd menyampaikan sebuah ayat dalam Al-Qur’an, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS Ali ‘Imraan: 159)

Beliau mengatakan : “Sifat lemah lembut tersebut harus kita lakukan sesuai dengan syari’at Islam dan sifat lemah lembut itu insyaAllah akan mengarahkan kita kepada sifat taqwa. Mudah-mudahan kelemah lembutan yang kita lakukan itu akan menjadi asbab kita untuk menuju syurga-Nya kelak. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.”, tuturnya.

Semoga kita semua menjadi pribadi-pribadi muslim/muslimah yang memiliki sifat lemah lembut dalam kehidupan kita. Aamin ya Rabbal ‘Alamiin.

RAPAT PEMBINA ASRAMA : RABU 01-11-2017

$
0
0

Hari ini tanggal 01-11-2017 Pembina Asrama Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi kembali menyelenggarakan kegiatan rapat rutin yang dilakukan satu kali setiap minggunya. Rapat hari ini dipimpin oleh Ustad Drs. H. Zulfahmi selaku Wakil Pimpinan Pondok melibatkan semua jajaran Pimpinan, Pembina Asrama dan pengurus Ma’had Aly.

Ada beberapa point pembahasan pada rapat hari ini, diantaranya :
1. Peningkatan mutu pelayanan
2. Persiapan untuk penerimaan santri baru tahun 2018-2019
3. Pembahasan informasi yang diserap oleh Pembina Asrama mengenai keluhan santri dan wali santri di Asrama.

Dalam pertemuan tersebut Ustad Drs. H. Zulfahmi menekankan agar semua jajaran Pembina Asrama Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi selalu jeli melihat kesalahan yang terjadi di Asrama sekecil apapun itu dan jangan sampai terpukau atas banyaknya keberhasilan yang sudah di raih oleh Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi sebagai lembaga pendidikan yang sudah ber-akreditasi A ini.

Semoga dengan terus diselenggarakannya rapat mingguan ini, akan dapat memberikan dampak positif terhadap kualitas dan pelayanan Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi kepada para santri dan wali santri. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.

Ustad Taufik Hidayat, S.Th.I : WANITA YANG KEMATIANNYA DISAMBUT PARA MALAIKAT

$
0
0

Kisah ini mungkin telah sering kita dengar. Namun, sekedar mengingatkan kembali tentang perjuangan wanita mulia ini, semoga dapat mengembalikan ghirah kita untuk juga bisa menteladani beliau, wanita yang ‘berhati baja’.

Nusaibah Binti Ka’ab radhiyallahu anha, namanya tercatat dalam tinta emas penuh kemuliaan.
Bahkan kematiannya mengundang ribuan malaikat untuk menyambutnya.

Hari itu Nusaibah sedang berada di dapur. Suaminya, Said sedang beristirahat di bilik tempat tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nusaibah menerka, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di kawasan Gunung Uhud. Dengan bergegas, Nusaibah meninggalkan apa yang sedang dilakukannya dan masuk ke bilik. Suaminya yang sedang tertidur dengan halus dan lembut dikejutkannya.

“Suamiku tersayang”, Nusaibah berkata, “Aku mendengar pekik suara menuju ke Uhud. Mungkin orang-orang kafir telah menyerang.”

Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Dia menyesal mengapa bukan dia yang mendengar suara itu. Malah isterinya. Dia segera bangun dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu dia menyiapkan kuda, Nusaibah menghampiri. Dia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.

“Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang.”

Said memandang wajah isterinya. Setelah mendengar perkataannya itu, tak pernah ada keraguan padanya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju ke utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu semakin mengobarkan keberanian Said.

Di rumah, Nusaibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang penunggang kuda yang nampaknya sangat gugup.

“Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang kuda, “Suami Ibu, Said baru sahaja gugur di medan perang. Beliau syahid…”

Nusaibah tertunduk sebentar,
“Inna lillah…..” gumamnya,
“Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah.”

Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat, Nusaibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan,

“Amar, kaulihat Ibu menangis?.. Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah Syahid. Aku sedih karena tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?”

Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.

“Ambillah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terhapus.”

Mata Amar bersinar-sinar. “Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku ragu, seandainya Ibu tidak memberi peluang kepadaku untuk membela agama Allah.”

Putera Nusaibah yang berbadan kurus itu pun terus menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak terlihat ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di hadapan Rasulullah, ia memperkenalkan diri.

“Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayahku yang telah gugur.”

Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. “Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu….”

Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung hingga petang. Pagi-pagi seorang utusan pasukan Islam berangkat dari perkemahan di medan tempur, mereka menuju ke rumah Nusaibah.

Setibanya di sana, wanita yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, “Ada kabar apakah gerangan?..” serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, “Apakah anakku gugur?..”

Utusan itu menunduk sedih, “Betul….”

“Inna lillah….” Nusaibah bergumam kecil. Ia menangis.
“Kau berduka, ya Ummu Amar?..”

Nusaibah menggeleng kecil. “Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatkan?.. Saad masih kanak-kanak.”

Mendengar itu, Saad yang sedang berada tepat di samping ibunya, menyela, “Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putera seorang ayah yang gagah berani.”

Nusaibah terperanjat. Ia memandang puteranya. “Kau tidak takut, nak?..”

Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng, yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nusaibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan tentara itu.

Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, “Allahu Akbar!..”

Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nusaibah.

Mendengar berita kematian itu, Nusaibah meremang bulu tengkuknya.
“Hai utusan,” ujarnya, “Kau saksikan sendiri aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diriku yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.”

Sang utusan mengerutkan keningnya.
“Tapi engkau wanita, ya Ibu….”

Nusaibah tersinggung, “Engkau meremehkan aku karena aku wanita?.. Apakah wanita tidak ingin pula masuk ke Syurga melalui jihad?..”

Nusaibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas menghadap Rasulullah dengan mengendarai kuda yang ada.

Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nusaibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum.

“Nusaibah yang dimuliakan Allah. Belum masanya wanita mengangkat senjata. Untuk sementara engkau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.”

Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nusaibah pun segera menenteng obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur.

Dirawatnya mereka yang mengalami luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk dan memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba rambutnya terkena percikan darah. Nusaibah lalu memandang. Ternyata kepala seorang tentara Islam tergolek, tewas terbabat oleh senjata orang kafir.

Timbul kemarahan Nusaibah menyaksikan kekejaman ini.

Apalagi ketika dilihatnya Rasulullah terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh. Nusaibah tidak dapat menahan diri lagi, menyaksikan hal itu.

Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yang tewas itu.
Dinaiki kudanya.
Lantas bagaikan singa betina, ia mengamuk.

Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang.

Hingga pada suatu waktu ada seorang kafir yang mengendap dari arah belakang, dan langsung menebas putus lengan kirinya. Nusaibah pun terjatuh, terinjak-injak oleh kuda. Peperangan terus berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga tubuh Nusaibah teronggok sendirian.

Tiba-tiba Ibnu Mas’ud menunggang kudanya, mengawasi kalau-kalau ada orang yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu melihat ada tubuh yang bergerak-gerak dengan susah payah, dia segera mendekatinya. Dipercikannya air ke muka tubuh itu.

Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, “Isteri Said-kah engkau?..”

Nusaibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, “Bagaimana dengan Rasulullah?.. Selamatkah baginda?..”

“Baginda Rasulullah tidak kurang suatu apapun…”

“Engkau Ibnu Mas’ud, bukan?.. Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku….”

“Engkau masih terluka parah, Nusaibah….”

“Engkau mau menghalangi aku untuk membela Rasulullah?..”

Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nusaibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke medan pertempuran. Banyak musuh yang dijungkirbalikkannya. Namun karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus oleh sabetan pedang musuh.

Gugurlah wanita perkasa itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.

Tiba-tiba langit berubah mendung, hitam kelabu. Padahal tadinya langit tampak cerah dan terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak.

Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya,

“Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan?.. Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nusaibah, wanita yang perkasa.”

Subhanallah..
Allahu Akbar..
Allahu Akbar..
Allahu Akbar..

Tanpa pejuang sejati seperti dia, mustahil agama Islam bisa sampai dengan damai kepada kita yang hidup di jaman sekarang.

Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla menempatkan mereka, dan kita semua di Syurga-Nya disamping Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Aamiin..

Apa yang telah kita perbuat untuk menegakkan Dienullah Islam ?

Kisah penuh inspiratif ini seharusnya dapat menggugah jiwa juang kita, agar tidak cengeng melepas anak -anak yang sedang berjuang. Kalo ingin anak menjadi kuat, maka kita harus menjadi ibu yang kuat terlebih dahulu.
Wallahu’alam

CORE VALUE SABTU 04 OKTOBER 2017 : USTAD LAYSA, S.Ag (Istiqomah)

$
0
0

Sabtu, 04 Oktober 2017 pukul -+ 7:15 WIB – selesai Civitas Akademik Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi kembali mengadakan kegiatan rutin Core Value. Pada kegiatan Core Value hari ini yang menyampaikan Tausiyah adalah Ustad Laysa, S.Ag selaku Guru Fiqih di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi. Ustad Laysa, S.Ag memberikan judul tausyahnya dengan judul “Istiqomah”.

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)

Ustad Laysa, S.Ag mengatakan : “Kita sering membaca teori tentang Istiqomah, tetapi untuk menerapkan teori Istiqomah yang kita pelajari tersebut akan berbeda dengan situasi yang kita hadapi.”, tuturnya. Sikap Istiqomah haruslah membutuhkan tekad yang kuat dan pengorbanan untuk menjalaninya, tidak semua orang yang mampu untuk bersikap Istiqomah.

Beberapa tips Istiqomah yang kami kutip dari situs https://rumaysho.com, diantaranya :

Pertama: Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar.

Allah Ta’ala berfirman,

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)
Tafsiran ayat “Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh …” dijelaskan dalam hadits berikut.

الْمُسْلِمُ إِذَا سُئِلَ فِى الْقَبْرِ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ ( يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِى الآخِرَةِ )

Jika seorang muslim ditanya di dalam kubur, lalu ia berikrar bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka inilah tafsir ayat: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”.9

Qotadah As Sadusi mengatakan, “Yang dimaksud Allah meneguhkan orang beriman di dunia adalah dengan meneguhkan mereka dalam kebaikan dan amalan sholih. Sedangkan di akhirat, mereka akan diteguhkan di kubur (ketika menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, pen).” Perkataan semacam Qotadah diriwayatkan dari ulama salaf lainnya.10

Mengapa Allah bisa teguhkan orang beriman di dunia dengan terus beramal sholih dan di akhirat (alam kubur) dengan dimudahkan menjawab pertanyaan malaikat “Siapa Rabbmu, siapa Nabimu dan apa agamamu”? Jawabannya adalah karena pemahaman dan pengamalannya yang baik dan benar terhadap dua kalimat syahadat. Dia tentu memahami makna dua kalimat syahadat dengan benar. Memenuhi rukun dan syaratnya. Serta dia pula tidak menerjang larangan Allah berupa menyekutukan-Nya dengan selain-Nya, yaitu berbuat syirik.

Oleh karena itu, kiat pertama ini menuntunkan seseorang agar bisa beragama dengan baik yaitu mengikuti jalan hidup salaful ummah yaitu jalan hidup para sahabat yang merupakan generasi terbaik dari umat ini. Dengan menempuh jalan tersebut, ia akan sibuk belajar agama untuk memperbaiki aqidahnya, mendalami tauhid dan juga menguasai kesyirikan yang sangat keras Allah larang sehingga harus dijauhi. Oleh karena itu, jalan yang ia tempuh adalah jalan Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam beragama yang merupakan golongan yang selamat yang akan senantiasa mendapatkan pertolongan Allah.

Kedua: Mengkaji Al Qur’an dengan menghayati dan merenungkannya.

Allah menceritakan bahwa Al Qur’an dapat meneguhkan hati orang-orang beriman dan Al Qur’an adalah petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ

Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril)11 menurunkan Al Qur’an itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.” (QS. An Nahl: 102)
Oleh karena itu, Al Qur’an itu diturunkan secara beangsur-angsur untuk meneguhkan hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana terdapat dalam ayat,

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلا

Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).” (QS. Al Furqon: 32)
Al Qur’an adalah jalan utama agar seseorang bisa terus kokoh dalam agamanya. 12 Alasannya, karena Al Qur’an adalah petunjuk dan obat bagi hati yang sedang ragu. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ

Al Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Fushilat: 44). Qotadah mengatakan, “Allah telah menghiasi Al Qur’an sebagai cahaya dan keberkahan serta sebagai obat penawar bagi orang-orang beriman.”13 Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut, “Katakanlah wahai Muhammad, Al Qur’an adalah petunjuk bagi hati orang beriman dan obat penawar bagi hati dari berbagai keraguan.”14
Oleh karena itu, kita akan saksikan keadaan yang sangat berbeda antara orang yang gemar mengkaji Al Qur’an dan merenungkannya dengan orang yang hanya menyibukkan diri dengan perkataan filosof dan manusia lainnya. Orang yang giat merenungkan Al Qur’an dan memahaminya, tentu akan lebih kokoh dan teguh dalam agama ini. Inilah kiat yang mesti kita jalani agar kita bisa terus istiqomah.

Ketiga: Iltizam (konsekuen) dalam menjalankan syari’at Allah

Maksudnya di sini adalah seseorang dituntunkan untuk konsekuen dalam menjalankan syari’at atau dalam beramal dan tidak putus di tengah jalan. Karena konsekuen dalam beramal lebih dicintai oleh Allah daripada amalan yang sesekali saja dilakukan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. 15
An Nawawi rahimahullah mengatakan, ”Ketahuilah bahwa amalan yang sedikit namun konsekuen dilakukan, itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma sesekali saja dilakukan. Ingatlah bahwa amalan sedikit yang rutin dilakukan akan melanggengkan amalan ketaatan, dzikir, pendekatan diri pada Allah, niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan membuat amalan tersebut diterima oleh Sang Kholiq Subhanahu wa Ta’ala. Amalan sedikit namun konsekuen dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan dengan amalan yang sedikit namun sesekali saja dilakukan.”16

Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, ”Amalan yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah amalan yang konsekuen dilakukan (kontinu). Beliau pun melarang memutuskan amalan dan meninggalkannya begitu saja. Sebagaimana beliau pernah melarang melakukan hal ini pada sahabat ’Abdullah bin ’Umar.”17 Yaitu Ibnu ’Umar dicela karena meninggalkan amalan shalat malam.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padanya,

يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ

Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.”18

Selain amalan yang kontinu dicintai oleh Allah, amalan tersebut juga dapat mencegah masuknya virus ”futur” (jenuh untuk beramal). Jika seseorang beramal sesekali namun banyak, kadang akan muncul rasa malas dan jenuh. Sebaliknya jika seseorang beramal sedikit namun ajeg (terus menerus), maka rasa malas pun akan hilang dan rasa semangat untuk beramal akan selalu ada. Itulah mengapa kita dianjurkan untuk beramal yang penting kontinu walaupun jumlahnya sedikit.

Semoga kita semua menjadi pribadi-pribadi muslim/muslimah yang mampu terus bersikap Istiqomah dalam segala hal ditengah banyaknya fitnah diakhir zaman ini. Aamin ya Rabbal ‘Alamiin. Wallahua’lam…

KUNJANGAN TIM PENILAI SEKOLAH SEHAT TINGKAT KABUPATEN AGAM

$
0
0

Pada tanggal 25-10-2017 pukul 10:25 WIB Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi mendapat kunjungan dari Tim Penilai Sekolah Sehat Tingkat Kabupaten Agam. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka melakukan penilaian terhadap Unit Kesehatan Sekolah Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi yang berpartisipasi dalam lomba Sekolah Sehat Tingkat Kabupaten Agam. Kegiatan ini dihadiri oleh Ustad H. Ilham, Lc.,MA selaku Pimpinan Pondok, Ustad Taufiq Hidayat, S.Th.I selaku Kepala Sekretariat, Humas & Keuangan, Tim Pembina UKS Kecamatan, Tim Penilai Tingkat Kabupaten, Bapak Camat Banuhampu/Mewakili dan Majlis Guru di ruang Aula Pondok Pesantern Sumatera Thawaib Parabek.

Dalam kata sambutannya, Ustadzah Nofitri, S.Ag.,M.Pd selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah dan penanggung jawab para kegiatan Lomba UKS tingkat Kabupaten Agam mengatakan  : “Santri kita ada yang berasal dari Nusa Tenggara Barat, Flores, bahkan ada yang berasal dari Malaysia. Disini para santri di format dan di bentuk untuk menjadi kader Ulama/Umara yang intelektual. Dalam rangka persiapan hari ini pada awalnya kita mendapatkan informasi bahwasanya penilaian akan dilakukan pada bulan November, namun mungkin ada sesuatu hal yang mengakibatkan pemerintah untuk segera melakukan penilaian pada bulan ini. Tapi kami tidak menjadikannya sebagai halangan, ini semua kami jadikan sebagai peluang untuk mempersiapkan ke tingkat berikutnya. Kami tidak hanya sebatas mempersiapkan untuk tingkat kabupaten saja bahkan kami mempunyai target untuk bisa sampai ketingkat provinsi bahkan nasional.”, ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut, semua yang hadir menyaksikan video singkat yang disajikan oleh Tim Persiapan Lomba UKS Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi, video yang berdurasi -+ 11 menit tersebut cukup menggugah Tim Penilai yang menyaksikannya. Kepala Bidang Paud dan Dikmas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam mengatakan  : “Setelah kami melihat tayangan video tadi, kami rasa semuanya sudah lengkap dari instrumen yang ada, namun setelah ini akan kami lakukan pemeriksaan ke lapangan.”, tuturnya.

Semua Tim penilai yang terdiri dari 3 tim tersebut berpencar untuk melihat secara langsung ke beberapa titik yang terkait dengan instrumen penilaian Lomba UKS. Beberapa titik yang di kunjungi oleh Tim penilai diantaranya Ruang UKS, Taman, Toilets santri, Depot Air Minum, Perpustakaan, Masjid, Asrama Santri, Ruang BK (Bimbingan Konseling) dan Kantin Sehat.

Semoga Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi tahun ini Allah ‘Azza wa Jalla berikan kesempatan untuk dapat bersaing di tingkat Nasional. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.


USTAD MUKLIS, S.Sos.I : BUDI PEKERTI HIASAN DIRI

$
0
0

يا بنيالخلق الحسن زينة الإنسان فى نفسه و بين إخوانه و أهله و عشيرته فكن حسن الخلق يحترمك الناس و يحبوك. …..”

“Wahai anakku, budi pekerti mulia adalah hiasan diri manusia, bagi dirinya, dalam pergaulannya, dan bagi sanak saudara dan handai taulannya. Karena itu, jadilah engkau seseorang yang memiliki akhlak terpuji, kelak semua orang akan memuliakan dan menyayangimu”. (Dalam kitab “Washaya al-Abaa’ li al-Abna’” (Nasehat Ayah Buat Anaknya). Karangan Syekh Muhammad Syakir).

Pendidikan adalah proses membentuk akhlak dan keperibadian anak didik menjadi mulia. Rasulullah SAW diutus ke muka bumi untuk menyempurnakan akhlak manusia, Innama bu’itstu li utammima makaarima al-akhlaq”. Tidaklah aku diutus melainkan untuk menyempurnakan budi pekerti manusia. Itulah misi kenabian Muhammad SAW. Kemudian misi itu dilanjutkan oleh para ulama pewaris nabi sampai kini.

Dalam Buku Ilmu Pengantar Tarbiyah ditulis ada 3 pilar pendidikan, yaitu orang tua, guru, dan masyarakat. Tiga pilar ini jika kuat dan saling menguatkan akan menjadi kekuatan untuk membangun pendidikan efektif dan berguna buat peserta didik (baca : anak) menjadi manusia terdidik yang memiliki karakter dan kepribadian yang baik atau berakhlak karimah. Oleh karena itu, 3 elemen penting dalam pendidikan ini harus berjalan di atas kesamaan visi dan kesatuan derap langkah dalam mendidikan anak. Sebab satu saja salah nilai-nilai pendidikan tidak berguna bahkan akan menjadi racun mematikan masa depan anak.

Tugas yang paling penting dan berat itu adalah bagaimana menyatukan visi dan menyamakan langkah di antara ketiga pilar di atas. Maka komunikasi yang intensif dan kesepahaman antara semuanya adalah hal yang sangat penting. Antara sekolah, madrasah, pesantren, dan lembaga pendidikan lainnya, bersama orang tua serta elemen masyarakat lainnya harus bersatu padu berjuang ke arah itu. Janganlah seperti kata papatah “Sekandang ba lain baun, sa biduak balain arah”, artinya, Sekandang berlainan bau dan seperahu berlainan arah. Ibarat sekelompok orang berburu, masing-masing ingin berburu buruan yang ia mau. Atau seumpama tim bola, menggiring, menendang dan mengumpan bola, tapi tidak ada gawang untuk menjebloskannya. Arah dan tujuan pendidikan kita adalah pembentukan akhlak mulia.

Nilai akademik, prestasi angka-angka dalam rapor atau ijazah di akhir masa pendidikan serta pengakuan dalam kertas-kertas adalah beberapa hal penting. Namun itu semua akan menjadi berguna bersamaan dengan nilai-nilai akhlak mulia yang tertanam pada diri anak. Apa gunanya ilmu pengetahuan jika tidak dibarengi dengan kemuliaan budi pekerti. Ilmu akan menjadi bumerang musuh yang membunuh buat seseorang yang berpengetahuan tinggi tapi tidak menghiasi dirinya dengan budi pekerti. Mari kita resapi lagi petuah penulis kitab di atas. “Yaa bunayya..Idza lam tuzayyin ‘ilmaka bikarami akhlaqika kana ‘ilmuka adharra ‘alaika min jahlika”. Artinya, “Wahai anakku, jika tidak engkau barengi ilmumu dengan kemuliaan budi baikmu, maka cerdasmu lebih berbahaya daripada bodohmu”. Wallahu a’lam bi al-Shawab.

MUKLIS SYAMSUDDIN. S. Sos.I

ZIARAH KESENIAN NUSANTARA (INDONESIA-MALAYSIA)

$
0
0

Hari ini tanggal 05-11-2017 pukul -+ 08:45 WIB Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi mendapatkan tamu dari Rombongan Ziarah Kesenian Nusantara dan Beberapa orang alumni Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi. Kedatangan ini langsung disambut oleh jajaran pimpinan Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi.

Tidak lama setelah sambutan tersebut berlangsung, jajaran pimpinan Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi langsung mengajak rombongan Ziarah Kesenaian Nusantara untuk berangkat menuju Makam Syekh Ibrahim Musa selaku Pendiri Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi yang telah berjuang dan berkorban untuk mendirikan Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi sehingga menjadi seperti yang kita lihat saat ini.

Kegiatan Ziarah ini di moderatori oleh Ustad H. Ilham, Lc.,MA selaku Pimpinan Pondok. Dalam pembukaannya Ustad H. Ilham, Lc.,MA mengatakan : ” Pada hari ini kita sama-sama berdiri didepan makam guru kita almarhum syeikh ibrahim musa selaku pendiri Pendok Pesantren ini pada tahun 1910 dan beliau juga yang telah mencetak banyak para ulama, bangsawan maupun tokoh-tokoh besar nasional ataupun international. Diantaranya yang mahsyur itu adalah Prof. Dr. Buya Hamka dan bapak Adam Malik yang pernah menjabat sebagai wakil presiden Republik Indonesia.”.tuturnya.

Selanjutnya Buya Deswandi selaku Syaikul Madrasah memberikan kata sambutan, beliau mengatakan : “Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi merupakan Pondok Pesantren tertua di Pulau Sumatera yang telah mengkader ulama-ulama besar. Semangat Syekh Ibrahim Musa tidak hanya sekedar dengan pemikiran saja, namun juga dengan tenaga dan harta beliau korbankan untuk kemajuan pesantren, mudah-mudahan kita dapat mewarisi semangat beliau dalam memperperjuangkan bagaimana pendidikan agama bagi anak-anak kita kedepannya. Aamiin.”, tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, kata sambutan juga disampaikan oleh Bapak Syarifudin Arifin selaku Kepala Rombongan Ziarah Kesenian Nasioan, beliau mengatkaan: ” Karyawan yang dimaksud adalah orang-orang yang berkarya, ziarah karyawan ini di dirikan oleh bapak yazid saleh -+ 3 tahun yang lalu dan dia merombak seluruh kasta yang ada khusunya di kalangan para perkarya seni. Sekarang kami sudah memiliki anggota diberbagai negara Asean, ada di Thailand, Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Sebahagian diantara para ahli menyebut-nyebut nama Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi dan Buya Hamka, bahkan saya sempat di ultimatum oleh bapak ketua Ziarah Kesenian Nusantara dengan mengatakan :  Kami tidak mau ke Sumatera Barat kalau tidak singgah dulu ke Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi.”, tuturnya.

Setelah kata sambutan tersebut berlangsung, maka semua pihak yang turut serta dalam kegiatan Ziarah ke Makam Syekh Ibrahim Musa melakukan do’a bersama yang dipimpin oleh Ustad H. M. Zaki Munawwar, Lc selaku guru Sharaf/Ushul Fiqh untuk memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar diberikan keselamatan kepada Syekh Ibrahim Musa yang telah banyak berjasa terhadap perkembangan da’wah Islam di Indonesia ini.

Sesuai kegiatan Ziarah ke Makam Syekh Ibrahim Musa berlangsung, maka rombongan segera menuju ke komplek Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi untuk Diskusi dan Peluncuran Buku serta menampilkan berbagai karya seni di panggung yang sudah disediakan oleh Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi.

Semoga dengan adanya kegiatan ini, akan memberikan dampak positif bagi seluruh santri Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi sehingga mereka menjadi santri-santri yang kreatif dan inovatif dalam menciptakan karya seni yang tidak melanggar Syari’at Islam yang telah ditetapkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla dan Rasul-Nya. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.

PENGAJIAN ALBAYAN 06-11-2017 : Buya Deswandi (Menyucikan Hati)

CORE VALUE SENIN 06 NOVEMBER 2017 : Ustad Drs. H. Zulfahmi

$
0
0

Senin, 06 November 2017 pukul -+ 7:15 WIB – selesai Civitas Akademik Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi kembali mengadakan kegiatan rutin Core Value. Pada kegiatan Core Value hari ini yang menyampaikan informasi adalah Ustad Drs. H. Zulfahmi selaku Wakil Pimpinan  Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi.

Ustad Drs. H. Zulfahmi memberikan ucapan selamat dan bangganya kepada seluruh Civitas Akademik yang telah menyukseskan kegiatan Ziarah Kesenian Nusantara pada tanggal 05-11-2017 kemaren, tentu ini bukan semata-mata karna kerja keras saja, namun ini merupakan karunia dari Allah ‘Azza wa Jalla. Ustad Drs. H. Zulfahmi mengatakan : “Kami memberikan penghargaan kepada guru-guru dan karyawan-karyawan Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi, karna setiap ada kegiatan yang mendadak di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi ini semuanya Alhamdulillah sukses, ini salah satu keunggulan kita di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi. Alhamdulillah kegiatan kita Ziarah Kesenian Nusantara mendapatkan respon yang sangat luar biasa baik dari para seniman yang berasal dari negara lain maupun seniman yang berasal dari Indonesia.”, tuturnya.

Semoga Civitas Akademik Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi terus mengevaluasi semua kekurangan dan terus untuk memperbaiki diri sehingga kualitas pendidikan di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi semakin meningkat dari hari ke hari. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.

CORE VALUE RABI 08 NOVEMBER 2017 : Ustadzah Sespirawati, S.S (Birrul)

$
0
0

Rabu, 06 November 2017 pukul -+ 7:15 WIB – selesai Civitas Akademik Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi kembali mengadakan kegiatan rutin Core Value. Pada kegiatan Core Value hari ini yang menyampaikan tausiyah adalah Ustadzah Sespirawati, S.S selaku Guru Bahasa Indonesia di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi.

Dalam tausiyah-nya Ustadzah Sespirawati, S.S mengatakan : “Birrul secara harfiah memiliki makna Perbuatan Baik, didalam Al-Qur’an begitu banyak firman Allah yang membahas masalah Birrul ini, salah satunya yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 177, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Didalam ayat tersebut, Allah ‘Azza wa Jalla menjelaskan bahwasanya kebaikan itu tidak hanya sholat, puasa, zakat, haji dan memerdekakan anak yatim. Salah satu diantara kebaikan yang disebutkan didalam ayat diatas adalah kita bersabar atas apapun yang Allah ‘Azza wa Jalla tetapkan kepada kita.”, tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut Ustad Taufiq Hidayat, S.Th.I selaku Kepala Sekretariat, Humas & Keuangan mengatkan : “Dua tahun yang lalu Alhamdulillah kita mendapatkan penghargaan dari Gebu Minang untuk Syekh Ibrahim Musa Parabek, dan untuk tahun ini kita Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi mendapatkan penghargaan dari Indonesia Achievement Center yang akan diserahkan insyaAllah pada hari jum’at besok. Mudah-mudahan ini menjadi kekuatan dan kebaikan bagi Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi untuk kedepannya.

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla menjadikan Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi menjadi lembaga pendidikan yang terus dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanannya kepada seluruh Muslimin. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.

Viewing all 512 articles
Browse latest View live